Rabu, 27 Juni 2007

Pemanfaatan media

E-LEARNING SEBAGAI SALAH SATU MEDIA PEMBELAJARAN
MASA DEPAN

Oleh : Lilik Setiono

Kebutuhan akan media pembelajaran yang baru saat ini dirasakan sangat penting. Media yang dirancang untuk membantu menyukseskan keberhasilan dunia pendidikan menjadi suatu hal penting untuk saat ini. Paradigma pendidikan yang telah berganti dari teacher oriented menjadi student oriented membuat para praktisi pendidikan berlomba-lomba membuat media pemebelajaran yang semenarik mungkin.

Tugas guru saat ini telah bergeser dari mendidik dan mengajar menjadi fasilitator dan pengarah bakat dan minat dari peserta didik. Guru dituntut agar lebih kreatif mengelola suasana pembelajaran. Pembelajaran yang tidak hanya dilakukan di sekolahan tapi lebih kepada pembelajaran di kehidupan sehari-hari. Pembelajaran yang akan menyediakan sumber daya manusia sesuai kebutuhan masyarakat sekitar dituntut agar dapat mewujudkan cita-cita masyarakat.

Fenomena kegiatan pembelajaran konvensional masih saja dapat dijumpai di berbagai sekolahan di Indonesia. Kita tidak bisa menyalahkan siapa-siapa. Guru sebagai pkatisi pendidikan yang berperan langsung pun tidak bisa begitu saja disalahkan. Bagai mana mungkin dengan jumlah peserta didik yang melebihi kapasitas dan minimnya saran dan prasana dapat diterapkan gaya pembelajaran ala quantum teaching atau active learning.

Beban guru yang begitu menumpuk menjadikan guru tidak bisa lebih kreatif sedikit. Tugas administrasi sampai kurang bisa menguasai alat pembelajaran membuat sebagian guru berfikir pendek dengan menjalankan pembelajaran model ceramah. Berbicara seharian di depan peserta didik dan kemudian memberikan tugas rumah sudah dilakukan sejak dahulu.

Tidak bisa dipungkiri bahwa kunci pembelajaran harus saling berkaitan satu sama lain. Peserta didik, guru, materi pelajaran, sarana prasarana, pengelola, dan lingkungan tidak bisa dipisahkan. Bahkan salah satu komponen tersut kurang memenuhi criteria yang diinginkan maka hasil pembelajaran kurang maksimal. Ambilah sebuah contoh, di suatu sekolah banyak guru yang professional, dapat menjalankan aktifitas pembelajaran dengan berbagai metode, tetapi justru sarana prasarana tidak mendukung. Bagaimana guru tersebut dapat mengoptimalkan aktifitas pembelajaran sedngkan sarana prasaran tidak tersedia di sekolahan itu? Ada beberapa sekolahan justru sarana prasaran komplit. Karena terlalu komplitnya jadi tidak pernah tersentuh tangan-tangan guru. Tersimpan rapi di gudang atau di laboratorium. Sangat ironis sekali jika salah satu komponen pembelajaran tidak sesuai dengan harapan yang ada.

Media pembelajaran yang nota-benenya hanya sebagai alat perantara atau alat Bantu pembelajaran tidak bisa bebrbuat terlalu banyak. Tidak ada media pembelajaran yang dinyatakan paling baik. Karena sebaik-baiknya media pembelajaran tetapi guru dan praktisi pembelajaran tidak bisa memanfaatkannya akan menjadi percuma. Jadi perlu yang namanya criteria media pembelajaran yang baik.

Tidak ada komentar: